Senin, 30 September 2013

Teori Kognitif-Sosial Albert Bandura (Bab 10)



             Menurut Bandura proses mengamati dan meniru perilaku dan sikap orang lain sebagai model merupakan tindakan belajar. Teori Bandura menjelaskan perilaku manusia dalam konteks interaksi timbal balik yang berkesinambungan antara kognitif, perilaku dan pengaruh lingkungan.
             
             Menurut Bandura pada teori perilaku belajar berdasarkan contoh atau model maka Bandura merumuskannnya dengan apa yang disebut tahapan dalam proses belajar berdasarkan modeling :
  1. 1. Atensi (perhatian). Jika ingin mempelajari sesuatu harus memperhatikannya dengan seksama, berkonsentrasi, jangan banyak hal yang mengganggu pikiran.
  1. 2. Retensi (ingatan). Kita harus mampu mempertahankan, mengingat apa yang telah diperhatikan dengan sekasama tadi.
  1. 3. Produksi (Improvisasi), ketika kita menjadi model maka kita harus imporvisasi untuk merubah citraan ke bentuk aktual.
  1. 4. Motivasi (penguatan), adanya dorongan untuk berbuat meniru model.

Kamis, 26 September 2013

Otak Manusia (Bab 3)

Bagian-bagian Dan Fungsi Otak Manusia 

       

                Fungsi otak manusia adalah pusat komando sebagai sistem saraf manusia, yang menerima masukan dari organ sensorik dan mengirimkan output ke otot. Otak manusia memiliki struktur dasar yang sama seperti otak mamalia lain, tetapi lebih besar dalam kaitannya dengan ukuran tubuh daripada otak tersebut. Bagian otak manusia memiliki fungsi seperti berikut ini:

  • Korteks serebral merupakan bagian terbesar dalam otak manusia yang dianggap sebagai sentral pemikiran yang kompleks. Bagian lobus frontal berhubungan dengan fungsi tingkat tinggi seperti pengendalian diri, perencanaan, logika dan pemikiran abstrak. Pemrosesan visual terjadi di lobus oksipital. Lobus temporal memproses suara dan bahasa yang termasuk juga hipokampus dan amigdala dengan fungsi otak manusia untukk memainkan peran dalam memori emosi. Lobus parietalis mengintegrasikan masukan dari indera yang berbeda dan penting untuk orientasi spasial dan navigasi.
  • Batang otak menghubungkan ke sumsum tulang belakang dan terdiri dari medulla oblongata, pons dan otak tengah. Fungsi bagian otak manusia ini utama dari batang otak ini meliputi : menyampaikan informasi antara otak dan tubuh, memasok beberapa saraf kranial ke wajah dan kepala dan melakukan fungsi penting dalam mengendalikan jantung, pernapasan dan kesadaran.
  • Thalamus dan hipotalamus yang terletak antara otak dan batang otak. Thalamus menyampaikan sinyal sensorik dan motorik ke korteks dan terlibat dalam mengatur kesadaran, tidur dan kewaspadaan. Fungsi otak manusia bagian Hipotalamus akan menghubungkan sistem saraf dengan sistem endokrin, di mana hormon diproduksi melalui kelenjar pituitari.
  • Cerebellum terletak di bawah otak besar dan memiliki fungsi penting dalam mengontrol motorik. Fungsi bagian otak manusia ini memainkan peran dalam koordinasi dan keseimbangan, yang juga memungkinkan untuk memiliki beberapa fungsi kognitif.

Jumat, 20 September 2013

Testimoni Kuliah Online & Diskusi

                Hari Kamis minggu lalu, tanggal 19 September pada pukul 16.00 WIB mata kuliah psikologi belajar mengadakan kuliah online. Pada saat itu saya sedang berada di sebuah tempat makan dan online disana. Kebetulan wifi di tempat itu sinyalnya rendah sehingga saya kesulitan untuk mengikuti kuliah online. Saya mencoba selama setengah jam untuk mengkoneksikan google talk saya ke roomchat, saya juga minta tolong kepada Roni dan Rima untuk menginvite saya kedalam roomchat. Akhirnya selama setengah jam dengan wifi yang leletnya minta ampun, saya memutuskan untuk online di warnet yang ada disamping rumah makan tersebut. Sampai di warnet saya langsung mengabsen nama dan nim, disitu Bu Dina sudah mulai memberikan pertanyaan-pertanyaan yang meminta komentar langsung sesuai dengan yang ditanya. Saya tidak terlalu banyak memberikan jawaban karena saya merasa jawaban teman-teman yang lain sudah sesuai dengan pemahaman saya. Kemudian setelah kuliah online selesai Bu Dina memberikan tugas per kelompok untuk bisa lebih memahami tentang psikologi Gestalt. Pada awalnya yang kami ketahui mengenai Gestalt hanya sebatas permukaan saja, dengan diadakannya diskusi online sangat membantu masing-masing anggota untuk lebih mengerti dan dapat saling membantu dan melengkapi informasi masing-masing.

Senin, 16 September 2013

Teori-teori Belajar Awal (Bab 2)

Teori Belajar Behaviorisme 

        Behaviorisme merupakan salah aliran psikologi yang memandang individu hanya dari sisi fenomena jasmaniah, dan mengabaikan aspek – aspek mental. Dengan kata lain, behaviorisme tidak mengakui adanya kecerdasan, bakat, minat dan perasaan individu dalam suatu belajar. Peristiwa belajar semata-mata melatih refleks-refleks sedemikian rupa sehingga menjadi kebiasaan yang dikuasai individu.

        Beberapa hukum belajar yang dihasilkan dari pendekatan behaviorisme ini, diantaranya :

1. Connectionism ( S-R Bond) menurut Thorndike.

     Dari eksperimen yang dilakukan Thorndike terhadap kucing menghasilkan hukum-hukum belajar, diantaranya:
Law of Effect; artinya bahwa jika sebuah respons menghasilkan efek yang memuaskan, maka hubungan Stimulus – Respons akan semakin kuat. Sebaliknya, semakin tidak memuaskan efek yang dicapai respons, maka semakin lemah pula hubungan yang terjadi antara Stimulus- Respons.
  • Law of Readiness; artinya bahwa kesiapan mengacu pada asumsi bahwa kepuasan organisme itu berasal dari pendayagunaan satuan pengantar (conduction unit), dimana unit-unit ini menimbulkan kecenderungan yang mendorong organisme untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu.
  • Law of Exercise; artinya bahwa hubungan antara Stimulus dengan Respons akan semakin bertambah erat, jika sering dilatih dan akan semakin berkurang apabila jarang atau tidak dilatih.

2. Classical Conditioning menurut Ivan Pavlov

     Dari eksperimen yang dilakukan Pavlov terhadap seekor anjing menghasilkan hukum-hukum belajar, diantaranya :
  • Law of Respondent Conditioning yakni hukum pembiasaan yang dituntut. Jika dua macam stimulus dihadirkan secara simultan (yang salah satunya berfungsi sebagai reinforcer), maka refleks dan stimulus lainnya akan meningkat.
  • Law of Respondent Extinction yakni hukum pemusnahan yang dituntut. Jika refleks yang sudah diperkuat melalui Respondent conditioning itu didatangkan kembali tanpa menghadirkan reinforcer, maka kekuatannya akan menurun.

3. Operant Conditioning menurut B.F. Skinner

     Dari eksperimen yang dilakukan B.F. Skinner terhadap tikus dan selanjutnya terhadap burung merpati menghasilkan hukum-hukum belajar, diantaranya :
  • Law of operant conditining yaitu jika timbulnya perilaku diiringi dengan stimulus penguat, maka kekuatan perilaku tersebut akan meningkat.
  • Law of operant extinction yaitu jika timbulnya perilaku operant telah diperkuat melalui proses conditioning itu tidak diiringi stimulus penguat, maka kekuatan perilaku tersebut akan menurun bahkan musnah.
Reber (Muhibin Syah, 2003) menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan operant adalah sejumlah perilaku yang membawa efek yang sama terhadap lingkungan. Respons dalam operant conditioning terjadi tanpa didahului oleh stimulus, melainkan oleh efek yang ditimbulkan oleh reinforcer. Reinforcer itu sendiri pada dasarnya adalah stimulus yang meningkatkan kemungkinan timbulnya sejumlah respons tertentu, namun tidak sengaja diadakan sebagai pasangan stimulus lainnya seperti dalam classical conditioning.

4. Social Learning menurut Albert Bandura

     Teori belajar sosial atau disebut juga teori observational learning adalah sebuah teori belajar yang relatif masih baru dibandingkan dengan teori-teori belajar lainnya. Berbeda dengan penganut Behaviorisme lainnya, Bandura memandang Perilaku individu tidak semata-mata refleks otomatis atas stimulus (S-R Bond), melainkan juga akibat reaksi yang timbul sebagai hasil interaksi antara lingkungan dengan skema kognitif individu itu sendiri. Prinsip dasar belajar menurut teori ini, bahwa yang dipelajari individu terutama dalam belajar sosial dan moral terjadi melalui peniruan (imitation) dan penyajian contoh perilaku (modeling). Teori ini juga masih memandang pentingnya conditioning. Melalui pemberian reward dan punishment, seorang individu akan berfikir dan memutuskan perilaku sosial mana yang perlu dilakukan.
Sebetulnya masih banyak tokoh-tokoh lain yang mengembangkan teori belajar behavioristik ini, seperti : Watson yang menghasilkan prinsip kekerapan dan prinsip kebaruan, Guthrie dengan teorinya yang disebut Contiguity Theory yang menghasilkan Metode Ambang (the treshold method), metode meletihkan (The Fatigue Method) dan Metode rangsangan tak serasi (The Incompatible Response Method), Miller dan Dollard dengan teori pengurangan dorongan.

Teori Belajar Gestalt

Gestalt berasal dari bahasa Jerman yang mempunyai padanan arti sebagai “bentuk atau konfigurasi”. Pokok pandangan Gestalt adalah bahwa obyek atau peristiwa tertentu akan dipandang sebagai sesuatu keseluruhan yang terorganisasikan. Menurut Koffka dan Kohler, ada tujuh prinsip organisasi yang terpenting yaitu :
  1. Hubungan bentuk dan latar (figure and gound relationship); yaitu menganggap bahwa setiap bidang pengamatan dapat dibagi dua yaitu figure (bentuk) dan latar belakang. Penampilan suatu obyek seperti ukuran, potongan, warna dan sebagainya membedakan figure dari latar belakang. Bila figure dan latar bersifat samar-samar, maka akan terjadi kekaburan penafsiran antara latar dan figure.
  2. Kedekatan (proxmity); bahwa unsur-unsur yang saling berdekatan (baik waktu maupun ruang) dalam bidang pengamatan akan dipandang sebagai satu bentuk tertentu.
  3. Kesamaan (similarity); bahwa sesuatu yang memiliki kesamaan cenderung akan dipandang sebagai suatu obyek yang saling memiliki.
  4. Arah bersama (common direction); bahwa unsur-unsur bidang pengamatan yang berada dalam arah yang sama cenderung akan dipersepsi sebagi suatu figure atau bentuk tertentu.
  5. Kesederhanaan (simplicity); bahwa orang cenderung menata bidang pengamatannya bentuk yang sederhana, penampilan reguler dan cenderung membentuk keseluruhan yang baik berdasarkan susunan simetris dan keteraturan; dan
  6. Ketertutupan (closure) bahwa orang cenderung akan mengisi kekosongan suatu pola obyek atau pengamatan yang tidak lengkap.
Terdapat empat asumsi yang mendasari pandangan Gestalt, yaitu:
  1. Perilaku “Molar“ hendaknya banyak dipelajari dibandingkan dengan perilaku “Molecular”. Perilaku “Molecular” adalah perilaku dalam bentuk kontraksi otot atau keluarnya kelenjar, sedangkan perilaku “Molar” adalah perilaku dalam keterkaitan dengan lingkungan luar. Berlari, berjalan, mengikuti kuliah, bermain sepakbola adalah beberapa perilaku “Molar”. Perilaku “Molar” lebih mempunyai makna dibanding dengan perilaku “Molecular”.
  2. Hal yang penting dalam mempelajari perilaku ialah membedakan antara lingkungan geografis dengan lingkungan behavioral. Lingkungan geografis adalah lingkungan yang sebenarnya ada, sedangkan lingkungan behavioral merujuk pada sesuatu yang nampak. Misalnya, gunung yang nampak dari jauh seolah-olah sesuatu yang indah. (lingkungan behavioral), padahal kenyataannya merupakan suatu lingkungan yang penuh dengan hutan yang lebat (lingkungan geografis).
  3. Organisme tidak mereaksi terhadap rangsangan lokal atau unsur atau suatu bagian peristiwa, akan tetapi mereaksi terhadap keseluruhan obyek atau peristiwa. Misalnya, adanya penamaan kumpulan bintang, seperti : sagitarius, virgo, pisces, gemini dan sebagainya adalah contoh dari prinsip ini. Contoh lain, gumpalan awan tampak seperti gunung atau binatang tertentu.
  4. Pemberian makna terhadap suatu rangsangan sensoris adalah merupakan suatu proses yang dinamis dan bukan sebagai suatu reaksi yang statis. Proses pengamatan merupakan suatu proses yang dinamis dalam memberikan tafsiran terhadap rangsangan yang diterima.
Hello Kitty 59