Minggu, 27 Oktober 2013

Testimonial UTS Psi. Belajar

Ujian Psi. Belajar done, lega!!!
Satu ujian lagi sudah dikerjakan dan dilewati dengan cukup baik biarpun selesainya di detik-detik deadline dan sempat dag dig dug karena keteteran ngerjainnya. Waktunya dikasi 3 hari jadi pikirannya, semua bisa dirampungkan di akhir, tapi ternyata... duar! Penyesalan emang selalu datang di akhir ya. Kenapa gak dari awal dicicil satu soal per hari. Dan ini pelajaran yang saya dapat akibat menunda-nunda tugas sekaligus yang menjadi jawaban terakhir saya, soal nomor 3 dari Bu Dina.
               
                Kaitan dari kategori penyebab/sumber masalah dari fenomena yang dikaitkan ke teori Vygotsky dengan teori Meta Kognisi dan Pemecahan Masalah yang ditinjau dari Model Aktivitas Metakognitif dalam Studi:
               Berdasarkan permasalahan (fenomena) yang terjadi tadi malam jika dikaitkan dengan teori meta kognisi maka :
1. Kesadaran akan Tujuan Pembelajaran dan Tuntutan Tugas.
Disini saya kurang menyadari akan pentingnya manajemen waktu untuk menentukan prioritas pengerjaan tugas. Seharusnya persepsi saya mengenai tugas UTS yang diberikan adalah fokus dan memberi perhatian penuh, karena tugas ini penting. (hal 279)
2. Penentuan tujuan dan perencanaan
Penentuan tujuan dan perencanaan saya kurang terkonsep secara baik.
 Disini saya harusnya menentukan tujuan kalau tugas UTS ini bertujuan agar saya mendapat nilai terbaik yang bisa saya lakukan untuk mendapatkannya kemudian membuat planning secara konseptual. (hal 276-277)
3. Pengetahuan sebelumnya yang dimiliki.
Saya memiliki pengalaman sebelumnya tentang pengerjaan tugas yang mendekati deadline, dimana saya tidak menemui masalah apapun. Pada kenyataannya pengalaman dan pengetahuan saya tersebut tidak tepat dan sudah saatnya untuk dikoreksi.
        4. Keyakinan dan penilaian tentang kompetensi seseorang. (hal 278)
Awalnya saya berkeyakinan akan mampu menyelesaikan UTS Online tepat waktu, sehingga saya memilih mengerjakan UTS pada hari Sabtu, karena pada hari itu jadwal kuliah saya kosong. (hal 278)
        5. Melakukan taktik dan strategi belajar
Saya seharusnya sudah menyusun strategi yang saya gunakan untuk menyelesaikan tugas UTS Psikologi Belajar, dan mencari sumber-sumber atau fasilitas lengkap yang akan digunakan untuk membantu menyelesaikan tugas yang diberikan.
              Untuk selanjutnya saya harus menyusun taktik dan strategi belajar yang benar dengan:
 (1)Melakukan penyesuaian skala besar pada tugas, tujuan, rencana, dan keterlibatan
 (2)Mengubah kondisi untuk belajar di masa depan (pengetahuan, keterampilan, keyakinan, disposisi, dan faktor motivasi). (hal 277)

Senin, 21 Oktober 2013

Teori Perkembangan Psikologi Kultural-Historis Lev S. Vygotsky (Bab 9)


Vygotsky vs Piaget

           Vygotsky memberikan pandangan berbeda dengan Piaget terutama pandangannya tentang pentingnya faktor sosial dalam perkembangan anak. Vygotsky memandang pentingnya bahasa dan orang lain dalam dunia anak-anak. Meskipun Vygotsky dikenal sebagai tokoh yang memfokuskan kepada perkembangan sosial yang disebut sebagai sosiokultural, dia tidak mengabaikan individu atau perkembangan kognitif individu. perkembangan bahasa pertama anak tahun kedua di dalam hidupnya dipercaya sebagai pendorong terjadinya pergeseran dalam perkembangan kognitifnya. Bahasa memberi anak sebuah alat baru sehingga memberi kesempatan baru kepada anak untuk melakukan berbagai hal, untuk menata informasi dengan menggunakan simbol-simbol. Anak-anak sering terlihat berbicara sendiri dan mengatur dirinya sendiri ketika ia berbuat sesuatu atau bermain. Ini disebut sebagai private speech. Ketika anak menjadi semakin besar, bicaranya semakin lirih, dan mulai membedakan mana kegiatan bicara yang ditujukan ke orang lain dan mana yang ke dirinya sendiri.

          Hal yang mendasari teori Vygotsky adalah pengamatan bahwa perkembangan dan pembelajaran terjadi di dalam konteks sosial, yakni di dunia yang penuh dengan orang yang berinteraksi dengan anak sejak anak itu lahir. Ini berbeda dengan Piaget yang memandang anak sebagai pembelajar yang aktif di dunia yang penuh orang. Orang-orang inilah yang sangat berperan dalam membantu anak belajar dengan menunjukkan benda-benda, dengan berbicara sambil bermain, dengan membacakan ceritera, dengan mengajukan pertanyaan dan sebagainya. Dengan kata lain, orang dewasa menjadi perantara bagi anak dan dunia sekitarnya.

Rabu, 16 Oktober 2013

Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget (Bab 8)


                Teori Piaget membahas kognitif atau intelektual. Dan perkembangan intelektual erat hubungannya dengan belajar, sehhingga perkembangan intelektual ini dapat dijadkan landasan untuk memahami belajar.

       Belajar dapat didefinisikan sebagai perubahan tingkah laku yang terjadi akibat adanya pengalaman dan sifatnya relatif tetap. Teori Piaget mengenai terjadinya belajar didasari atas 4 konsep dasar, yaitu skema, asimilasi, akomodasi dan keseimbangan. Piaget memandang belajar itu sebagai tindakan kognitif, yaitu tindakan yang menyangkut pikiran. Tindakan kognitif menyangkut tindakan penataan dan pengadaptasian terhadap lingkungan.

          Seorang individu dalam hidupnya selalu berinteraksi dengan lingkungan. Dengan berinteraksi tersebut, seseorang akan memperoleh skema. Skema berupa kategori pengetahuan yang membantu dalam menginterpretasi dan memahami dunia. Skema juga menggambarkan tindakan baik secara mental maupun fisik yang terlibat dalam memahami atau mengetahui sesuatu. Sehingga dalam pandangan Piaget, skema mencakup baik kategori pengetahuan maupun proses perolehan pengetahuan tersebut. Seiring dengan pengalamannya mengeksplorasi lingkungan, informasi yang baru didapatnya digunakan untuk memodifikasi, menambah, atau mengganti skema yang sebelumnya ada. 

      Sebagai contoh, seorang anak mungkin memiliki skema tentang sejenis binatang, misalnya dengan burung. Bila pengalaman awal anak berkaitan dengan burung kenari, anak kemungkinan beranggapan bahwa semua burung adalah kecil, berwarna kuning, dan mencicit. Suatu saat, mungkin anak melihat seekor burung unta. Anak akan perlu memodifikasi skema yang ia miliki sebelumnya tentang burung untuk memasukkan jenis burung yang baru ini.

        Asimilasi adalah proses menambahkan informasi baru ke dalam skema yang sudah ada. Proses ini bersifat subjektif, karena seseorang akan cenderung memodifikasi pengalaman atau informasi yang diperolehnya agar bisa masuk ke dalam skema yang sudah ada sebelumnya. Dalam contoh di atas, melihat burung kenari dan memberinya label "burung" adalah contoh mengasimilasi binatang itu pada skema burung si anak.
         Akomodasi adalah bentuk penyesuaian lain yang melibatkan pengubahan atau penggantian skema akibat adanya informasi baru yang tidak sesuai dengan skema yang sudah ada. Dalam proses ini dapat pula terjadi pemunculan skema yang baru sama sekali. Dalam contoh di atas, melihat burung unta dan mengubah skemanya tentang burung sebelum memberinya label "burung" adalah contoh mengakomodasi binatang itu pada skema burung si anak.
         
       Melalui kedua proses penyesuaian tersebut, sistem kognisi seseorang berubah dan berkembang sehingga bisa meningkat dari satu tahap ke tahap di atasnya. Proses penyesuaian tersebut dilakukan seorang individu karena ia ingin mencapai keadaan equilibrium, yaitu berupa keadaan seimbang antara struktur kognisinya dengan pengalamannya di lingkungan. Seseorang akan selalu berupaya agar keadaan seimbang tersebut selalu tercapai dengan menggunakan kedua proses penyesuaian di atas.
Dengan demikian, kognisi seseorang berkembang bukan karena menerima pengetahuan dari luar secara pasif tapi orang tersebut secara aktif mengkonstruksi pengetahuannya.

Senin, 07 Oktober 2013

Model Kognitif dan Teori Motivasi Akademik (Bab 11)

M
otivasi dapat diartikan sebagai kekuatan (energi) seseorang yang dapat menimbulkan tingkat persistensi dan entusiasmenya dalam melaksanakan suatu kegiatan, baik yang bersumber dari dalam diri individu itu sendiri (motivasi intrinsik) maupun dari luar individu (motivasi ekstrinsik).

Teori McClelland (Teori Kebutuhan Berprestasi)

                Dari McClelland dikenal tentang teori kebutuhan untuk mencapai prestasi atau Need for Acievement (N.Ach) yang menyatakan bahwa motivasi berbeda-beda, sesuai dengan kekuatan kebutuhan seseorang akan prestasi.
                Menurut McClelland karakteristik orang yang berprestasi tinggi (high achievers) memiliki tiga ciri umum yaitu :
(1)   sebuah preferensi untuk mengerjakan tugas-tugas dengan derajat kesulitan moderat
(2)    menyukai situasi-situasi di mana kinerja mereka timbul karena upaya-upaya mereka sendiri, dan bukan karena faktor-faktor lain, contoh: keberuntungan
(3)   menginginkan umpan balik tentang keberhasilan dan kegagalan mereka, dibandingkan dengan mereka yang berprestasi rendah.

Teori Victor H. Vroom (Teori Harapan )

                Victor H. Vroom, dalam bukunya yang berjudul “Work And Motivation” mengetengahkan suatu teori yang disebutnya sebagai “ Teori Harapan”. Menurut teori ini, motivasi merupakan akibat suatu hasil dari yang ingin dicapai oleh seorang dan perkiraan yang bersangkutan bahwa tindakannya akan mengarah kepada hasil yang diinginkannya itu. Artinya, apabila seseorang sangat menginginkan sesuatu, dan jalan tampaknya terbuka untuk memperolehnya, yang bersangkutan akan berupaya mendapatkannya.
                Dinyatakan dengan cara yang sangat sederhana, teori harapan berkata bahwa jika seseorang menginginkan sesuatu dan harapan untuk memperoleh sesuatu itu cukup besar, yang bersangkutan akan sangat terdorong untuk memperoleh hal yang diinginkannya itu. Sebaliknya, jika harapan memperoleh hal yang diinginkannya itu tipis, motivasinya untuk berupaya akan menjadi rendah.
Hello Kitty 59