Kamis, 22 Maret 2012

ALL ABOUT CATTELLS YOU MUST KNOW :D

We are :
Cynthia Halim (11-044)
Clara Clearesta (11-114)
Simson Pasaribu (11-125)



          
               James McKeen Cattell

                      (1860-1944)
            Psychologist, Publisher, and Editor
  

 


 Influences
  Education
  • Lafayette, BA in 1880 & MA in 1883. 
  • Studied in Europe with Wundt in Leipzig and Lotze at Gottingen 1880. 
  • Johns Hopkins University, 1882-1883 
  • Leipzig as Wundt's assistant, Ph.D. in 1886 
  Career
  • Researcher and Lecturer in Experimental Psychology, St. John's College, Cambridge
  • Lecturer in Psychology, Bryn Mawr, 1887 
  • Professor of Psychology, University of Pennsylvania, 1888
  • Department Head of Psychology, Anthropology, and Philosophy, Columbia University, 1891-1905
  • President of the American Psychological Association, 1895
  • Presider, Ninth International Congress of Psychology, New Haven, Connecticut, 1929
  Major Contributions 
            Pada abad XIV, di cina, telah berlangsung usaha untuk mengukur kompetensi para pelamar jabatan pegawai negara. Untuk dapat diterima sebagai pegawai, para pelamar harus mengikuti ujian, ujian tertulis mengenai pengetahuan konvusion klasik dan mengenai kemampuan menulis puisi. Ujian ini berlangsung sehari semalam di tingkat distrik. Kurang dari 7% pelamar yang biasanya lulus tingkat distrik kemudian harus mengikuti ujian berikutnya yang berupa menulis prosa dan sajak. Dalam ujian ke 2 ini kurang dari 10% peserta yang lulus. Akhirnya barulah ujian tingkat akhir diadakan di peking dimana diantara para peserta terakhir ini hanya lulus 3% saja. Lulusan ini kemudian diangkat menjadi mandarin dan bekerja sebagai pegawai negara. Dengan demikian dari ke 3 tahap ujian tersebut hanya 5 diantara 100.000 pelamar yang akhirnya menjadi mandarin.
Mungkin suatu kebetulan, bahwa awal perkembangan pengukuran mental berpusat pada kempuan yang bersifat umum yang kita kenal sebagai tes intelegensi. Usaha pengukuran intelegensi berkembang dalam kurun waktu yang kurang lebih serempak di amerika serikat dan perancis.
Di amerika, usaha pertama tersebut dimulai oleh tokoh pencetus istilah “tes mental”, James Mckeen Cattell (1860-1944), yang menerbitkan bukunya mental tes and measuremens di tahun 1890. Buku ini berisi serangkaian tes intelegensi yang terdiri atas 10 jenis ukuran. Ke 10 macam ukuran tersebut adalah :
  1. Dinamo meter peasure, yaitu ukuran kekuatan tangan menekan pegas yang dianggap sebagai indikator aspek psikofisiologis.
  2. Rate of movement, yaitu kecepatan gerak tangan dalam satuan waktu tertentu yang dianggap memiliki komponen mental didalamnya.
  3. Sensation areas, yaitu pengukuran jarak terkecil diantara 2 tempat yang terpisah dikulit yang masih dapat dirasakan sebagai 2 titik berbeda.
  4. Peasue caosing pain, yaitu pengukuran yamg dianggap berguna dalam diaknosis terhadap penyakit saraf dan dalam mempelajari status kesadaran abnormal.
  5. Least noticabele difference in weight, yaitu pengukuran perbedaan berat yang terkecil yang masih dapat dirasakan seseorang.
  6. Reaction time for sound, yang mengukur waktu antara pemberian stimulus dengan timbulnya reaksi tercepat.
  7. Time for naming colors, yang dimaksudkan sebagai ukuran terhadap proses yang lebih mental daripada waktu-reaksi yang dianggap reflektif.
  8. Bisection of a 50-cm line, yang dianggap sebagai suatu ukuran terhadap akurasi space judgment.
  9. Judgment of 10second time, yang dimaksudkan sebagai ukuran akurasi dalam time judgment (subyek diminta menghitung 10 detik tampa bantuan apapun).
  10. Number of latters repeated upon once hearing, yang dimaksudkan sebagai ukuran terhadap perhatian dan ingatan (subyek diminta mengulang huruf yang sudah disebutkan 1x).
James McKeen Cattell, psikolog Amerika yang mempertemukan psikologi eksperimental yang baru didirikan dengan dengan gerakan tes yang lebih baru. Untuk meraih gelar doktornya di Leipzing, ia menyelesaikan Disertasinya tentang waktu reaksi, dibawah pengarahan Wundt. Dalam artikelnya yang ditulis pada 1890 Cattell menulis istilah “ tes mental” kemudian digunakan untuk pertama kalinya dalam literatur psikologi. Dalam artikelnya Cattell memaparkan tes-tes yang diselenggarakannya secara individu, meliputi ukuran-ukuran kekuatan otot, kecepatan gerak, dan sebagainya.
Tes dalam rangkaian Cattel dimaksudkan untuk mengukur inteligensi yang sarat dengan ukuran aspek sensorimotori (indera-gerak) dan fisiologis. Studi untuk menguji validitas rangkaian tes Cattel dengan menggunakan nilai sekolah sebagai kriterianya ternyata tidak menunjukkan validitas yang memuaskan. Baru setelah diadakan modifikasi-modifikasi terhadap isinya, tes tersebut dapat dijadikan bagian dari penelitian dan pengukuran inteligensi biologis.

 Publications
 References :
  • Biographical Dictionary of North American and European Educationists (1997) Woburn Press, London
  • Cattell, J. M. (1896). Address of the president before the American Psychological Association, 1895. The Psychological Review, 3(2), 1-15.
  • Cattell, J. M., & Farrand, L. (1896). Physical and mental measurements of the students of Columbia University. The Psychological Review, 3(6), 618-648.
  • Grolier Multimedia Encyclopedia (1995) Grolier Electronic Publishing, Inc.

Sabtu, 10 Maret 2012

hasil diskusi kelompok pendidikan


Menurut pendapat kami, kami sangat mendukung penggunaan blog dalam proses pembelajaran sebab  pengaruh dari penggunaan blog pada jaman sekarang ini mempunyai dampak negatif dan positifnya masing-masing bagi setiap pengguna. dikaitkan dengan fenomena pendidikan yang ada di Indonesia khususnya di daerah kota Medan, pendidikan semakin berkembang dengan adanya penggunaan blog-blog yang memiliki banyak dampak. berikut ini kami jabarkan apa saja dampak positif dari penggunaan blog dalam proses pembelajaran, yaitu : 
  • mendorong pelajar untuk selalu mendokumentasikan apa yang ada dalam pemikiran dan kehidupannya
  • mengganti kelas-kelas diskusi yang selama ini selalu terbatas pada waktu dan ruangan fisik tertentu sehingga proses pembelajaran tetap dapat berlangsung dengan lebih fleksibel dan lebih enjoyable,misalkan pengajar tidak dapat menghadiri kelas dan bertatap muka langsung dengan para pelajar , blog dapat dijadikan sebagai alternatif si pengajar untuk membagi informasi topik pembelajaran pada pelajar
  • memperkenalkan dan mendalami teknologi internet di kalangan pengajar dan pelajar. Tidak seperti pendidikan pada jaman dahulu yang berfokus hanya pada bahan yang ada dan yang memprioritaskan komunikasi satu arah. Kemudian dengan semakin berkembangnya teknologi, para pelajar lebih mengenal sarana-sarana yang modern salah satunya blog.
  • relatif hemat biaya, penggunaan blog lebih praktis dan menghemat dibanding kita mencari info dari buku,
  • pengembangan proses pembelajaran yang lebih variatif,artinya kita lebih banyak mendapat informasi yang beragam dan tidak terpaku pada satu sumber;  dan fleksibel artinya kita dapat mengakses dari mana saja dan  kapan saja
 Di samping dampak positifnya, penggunaan blog juga dapat membawa dampak negatif bagi penggunanya,yaitu:
  1. informasi cenderung diragukan karena blog kebanyakan tidak mencantumkan referensi atau sumber informasi, artinya lebih kepada pendapat si pengguna blog tersebut.
  2. penggunaan situs blog yang pastinya terhubung dengan internet bisa memunculkan keinginan untuk membuka situs-situs yang tidak layak untuk dibaca seperti situs yang mengandung pornografi, kekerasan,
  3. pengguna dapat "terjebak" dalam iklan yang dipasang pada suatu blog.

    bila kita memandang dengan fenomena pendidikan di Indonesia, khususnya di kota Medan penggunaan pembelajaran dengan e-learning jarang diterapkan di sekolah, universitas yang ada di kota Medan. Pembelajaran di kota medan lebih cenderung dengan pengajaran tatap muka langsung dengan pengajar, dimana guru memberi penjelasan materi kepada siswa sedangkan siswa duduk mendengarkan penjelasan dari guru. Hal ini berbeda dengan pandangan John Dewey yang mengemukakan bahwa anak-anak akan belajar dengan baik jika mereka aktif. Dari pandangan John Dewey inilah kami berpendapat dengan adanya pembelajaran menggunakan email dan blog dan mendorong siswa menjadi lebih aktif dalam hal berkomunikasi, mendapatkan informasi yang lebih luas serta anak dapat terlibat langsung dalam proses pembelajaran.
 Dapat kita simpulkan, banyaknya efek positif dan negatif yang diperoleh dari penggunaan blog itu kembali pada individu itu sendiri terutama dalam memilih untuk mengakses situs yang layak ataupun tidak untuk dkunjungi. Namun pada dasarnya penggunaan email  dapat membantu siswa menjadi lebih aktif blog dalam proses pembelajaran. Sekian dari kelompok kami dan terima kasih.
Hello Kitty 59