Selasa, 24 April 2012

TUGAS PENDIDIKAN (Teknologi dan Pendidikan)

we are : 
Etika Mandasari 11-014
Cynthia Halim 11-044
Andhika Satria 11-104 
Agnes Crista 11-124 


1.     1.  Letak persinggungan teknologi dengan pendidikan
Persinggungan antara psikologi dan pendidikan ditemui dalam media pembelajran. Yang dimaksud dengan media pembelajran di sini adalah sarana-sarana dan fasilitas yang mempermudah pengajar dan siswanya dalam proses belajra mengajar.
Sarana-sarana yang di maksud seperti : proyektor,laptop,tape recorder, microphone, speaker, dan lain-lain.
Contoh penggunaannya : bisa dilihat pada pelajran bahasa inggris mulai dari SD-SMA menggunakan tape recorder dalam metode pembelajran listening . Juga pada pelajaran di beberapa sekolah SMA , guru menggunakan proyektor membuat proses mengajar menjadi lebih menarik dibandingkan hanya menggunakan papan tulis dan spidol maupun kapur.
2.      2.  Penggunaan Internet di Indonesia terutama kota Medan di bidang pendidikan
Di Indonesia sendiri terutama di kota Medan peran internet dan teknologi dalam dunia pendidikan masih kurang teraplikasikan dengan baik. Kenapa? Karena kurangnya pemahaman guru mengenai pentingnya peran internet dan teknologi dalam dunia endidikan. Padahal internet menyediakan informasi yang tidak terhingga yang dapat di aksesoleh murid dan dalam banyak kasus internet mengandung informasi yang lebih baru ketimbang buku teks. Contohnya saja banyak perpustakaan,museum, universitas,organisasi dan individu yang menaruh informasi mereka di web. Semuanya dapat di akses oleh murid dengan hanya mengklik kata atau gambar yang ada di web tersebut.
Namun ada kekhawatiran tersendiri apabila murid menyalahgunakan internet dalam mengakses website pornografi dan kecemasan akan ketidakakuratan informasi di website personal seperti : Blog. Namun jika dipakai secara efektif , internet bisa memperluas pengetahuan dan akses diseluruh dunia.
3.      3.  Apa itu Ubiqutous Computing, dan apa pandangan kami terhadap Ubiqutous Computing itu
Ubiquitous Computing adalah merupakan dunia pasca PC, yaitu masa dimana perangkat teknologi umum seperti telepon dan peralatan elektronik lainnya dapat terkoneksi internet dan pengguna mungkin tidak menyadari perangkat mana di lingkungannya yang terkoneksi. Perangkat komputer baru yang kecil,porabel,mobile dan murah diperkirakan akan mengganti komputer desktop.
Menurut kami,  jaman Ubiquitous Computing ini akan mempermudah kita dalam mendapat informasi dalam hal pendidikan maupun lainnya lebih cepat dan gampang juga sudah pasti akan kebanjiran informasi  sehingga tidak ada lagi namanya yang namanya “ketinggalan informasi” walaupun memiliki dampak negative juga, tapi kami yakin jaman ini memiliki banyak sisi positive dibanding sisi negativenya.
Itu saja yang bisa Kelompok kami kemukakan, kurang dan lebihnya mohon di maafkan . kesempurnaan hanya milik-Nya Seorang

Minggu, 22 April 2012

Peduli Pendidikan Karakter It Never Ends


"Peduli

“Ketika kehilangan kekayaan, Anda tidak kehilangan apa-apa. Ketika kehilangan kesehatan, anda kehilangan sesuatu. Ketika kehilangan karakter, anda kehilangan segala-galanya” – Billy Graham

Saat ini paling tidak ada 2 hal yang saya ketahui tidak pernah lekang oleh jaman, apa itu?
  1. Perubahan
  2. Pendidikan Karakter
Jika bicara perubahan maka, sejatinya kita yang ada hari ini, yang sedang membaca tulisan ini sudah berbeda dari diri kita yang kemarin. Berbeda dimananya? Sel tubuh kita sudah berubah, informasi yang kita terima berubah, usia kita berubah dan masih banyak hal lainnya.
Sama halnya dalam pendidikan karakter, adalah proses yang tidak tak pernah berhenti. Pemerintah boleh berganti, raja boleh turun tahta, presiden boleh berhenti masa jabatannya, namun pendidika karakter tetap harus berjalan terus. Pendidikan karakter bukanlah proyek yang ada awal dan ada akhirnya. Pendidikan karakter diperlukan tiap individu untuk menjadi orang yang lebih baik lagi, warga Negara yang lebih bernilai kemanusiaan yang tinggi. Mantab!
Seperti pepatah dari negeri China “Apabila andamembuat rencana satu tahun, tanamlah padi. Apabila anda membuat rencana untuk sepuluh tahun tanamlah pohon. Apabila anda membuat rencana untuk seumur hidup didiklah orang-orang”. Pertanyaan nya adalah pendidikan apa yang patut diberikan?
Saat saya dahulu bersusah payah mengerjakan dan belajar perkalian matematika sampai 2-3 digit berserta akar pangkatnya, kini dalam keseharian saya sudah tidak terlalu relevan dengan aktivitas pekerjaan saya. jika toh saya harus berurusan dengan angka tersebut, saya tinggal buka laci dan ambil kalkulator. Menurut saya jika otak bisa digunakan untuk hal yang jauh lebih bermanfaat kenapa harus mengerjakan hal yang bisa dikerjakan barang simple ini (kalkulator). Sama halnya saat saya mengahfal selama lebih dari 12 tahun tentang sejarah, ternyata beberapa tahun yang lalu dipublikasikan bahwa sejarah di Indonesia banyak sekali kebohongan dan tidak sesuai dengan materi yang diajarkan di sekolah. Dan pendidikan yang saya pelajari itu sudah tidak begitu berguna lagi bagi saya dan sebagian banyak orang.
Saya bercerita pengalaman saya bukan berarti belajar di sekolah , ataupun pelajaran di sekolah tidak ada manfaatnya. Sangat ada manfaatnya bagi saya, apa? Saya belajar bersosialisasi, mempelajari pola pikir dan masih banyak hal lainnya.

Kembali ke topik yang terputus sesaat. Pendidikan apa yang patut diberikan? Mudah sekali, Pendidikan Karakter. Lalu pendidikan yang lain?
Pendidikan mata pelajaran lain jelas perlu, tapi berikan nuansa pendidikan karakter didalamnya. Sisipkan nilai kehidupan, nilai positif dari setiap materi dan berikan sentuhan manfaat dalam kehidupan. Misalnya mengajarkan fisika dengan bercerita tentang penemu teori atau rumus yang sedang diajarkan. Tonjolkan sikap positifnya dan ulang-ulang terus sehingga siswa tidak hanya hafal rumusnya saja tetapi nilai positif dari penemu teori tersebut.  Pertanyaannya apakah ini sudah kita kerjakan, wahai orangtua dan guru?
Ketika suatu Negara tidak menaruh perhatian terhadap pendidikan, maka Negara tersebut tidak membangaun sumber kekuatan , sumber kemajuan, sumber kesejahteraan, dan sumber martabat yang selalu bisa diperbarui, yaitu kualitas manusia dan kualitas masyarakatnya. Kualitas ini ditentukan oleh tingkat kecerdasan dan kekuatan karakter rakyatnya. Nah, disini pendidikan karakter sangat berperan penting untuk menghasilkan itu semua. Ingat, berbeda dengan sumber daya alam apabila dipakai dan dieksploitasi maka akan habis pada kurun waktu tertentu, berbeda dengan kebaikan karakter dan kecerdasan yang berkarakter, akan makin bertambah jika digunakan terus menerus.
Seperti ungkapan Ki Hajar Dewantara “Maksud pendidikan itu adalah sempurnanya hidup manusia sehingga bisa memenuhi segala keperluan hidup lahir dan batin. Yang kita dapat dari kodrat alam… pengetahuan, kepandaian janganlah dianggap maksud dan tujuan. Tetapi alat, perkakas, lain tidak. Bunganya kelak akan menjadi buah. Itulah yang harus kita utamakan. Buahnya pendidikan, yaitu matangnya jiwa, yang akan dapat mewujudkan hidup dan penghidupan yang tertib dan suci dan bermanfaat bagi orang lain”.
Nah, sejatinya pendidikan karakter tidak pernah berhenti dari kehidupan kita. seandainya kita pernah mendapatkan pendidikan karakter, atau dulunya bernama pendidikan Budi Pekerti, tidak selesai sampai kita selesai sekolah. Dalam sekolah kehidupan justru manusia yang berhasil adalah manusia yang memiliki nilai karakternya A dan setiap tahunnya (bahkan harian, atau triwulan, bahkan semester) masih ada ujian kenaikan kelasnya, sampai kapan? Sampai kita lulus dari bumi ini. Yah itulah sebabnya saya kemukakan bahwa pendidikan karakter tidak pernah berhenti. Nikmati dan hiduplah dengan karakter sukses.

Enam Ciri Karakter Anak Bermasalah


Enam Ciri Karakter Anak Bermasalah

“Mungkinkah mengetahui dan memastikan apakah seorang anak itu bermasalah, dalam waktu 5-10 menit pertama saat kita bertemu dengannya?” Jawabannya adalah “mungkin” dan “pasti”. Pertanyaan yang sering saya ajukan kepada peserta seminar ataupun para orangtua yang sedang bersemangat belajar dan mencecar saya dengan berbagai pertanyaan seputar anaknya.
Rahasia tersebut akan saya bahas sekarang, rahasia yang sering saya gunakan untuk menganalisa seorang anak. Apakah dia bermasalah, bahkan setelah mempelajarinya dengan seksama kita mampu meramal masa depan seorang anak. Wow, tenang ini bukan obral janji, tapi ini pasti. Dari hasil menangani berbagai kasus keluarga dan individu maka terbentuklah suatu pola yang akurat ditiap individu. Kebanyakan klien saya jika memiliki masalah, kebanyakan masalah tersebut  dan sebagian besar masalah itu berasal dari 2 hal. Ini juga rahasia (Rahasia dari ruang terapi saya), tapi akan saya bongkar habis.
Baiklah 2 hal tersebut berasal dari :
  • Keluarga (keluarga yang membentuk masalah tersebut secara tidak sengaja).
  • Masalah tersebut berasal dari usia 7 tahun kebawah.

Keluarga, adalah faktor penting dalam pendidikan seorang anak. Karakter seorang anak berasal dari keluarga. Dimana sebagian sampai usia 18 tahun anak-anak diIndonesia menghabiskan waktunya 60-80 % bersama keluarga. Manusia berbeda dengan binatang (maaf..) seekor anak kucing yang baru lahir, bisa hidup jika dipisahkan dari induknya, dan banyak binatang yang lain yang memiliki kemampuan serupa. Manusia tidak bisa, sampai usia 18 tahun masih membutuhkan orangtua dan kehangatan dalam keluarga. Sukses seorang manusia tidak lepas dari “kehangatan dalam keluarga”. Akan sangat banyak hal yang akan dikupas dari tiap tahun kehidupan manusia dan kebutuhannya serta cara memenuhi kebutuhan tersebut, terutama aspek emosi. Saya tidak akan meneruskannya, kita akan bahas dikesempatan lainnya, kini kita kembali ke cara mengetahui ciri anak bermasalah.
Usia 7 tahun kebawah? Ada apa pada usia ini? Pada masa ini kebanyakan (85%) letak masalah atau asal muasal masalah / hambatan seorang manusia tercipta. Istilah kerennya Mental Block. Karakter yang menghabat pencapaian cita-cita pribadi kita. Dan biasanya akan terasa pada usia 22 tahun ke atas. Woo… segitunya? Ya Mental Block seperti program yang seakan-akan dipersiapkan (karena ketidak sengajaan dan ketidak tahuan orangtua kita) untuk menghambat berbagai macam aspek dalam kehidupan kita. Aspek itu bisa berupa Karier (takut kaya, takut jabatan tinggi) kesehatan (tubuh gemuk, alergi) Relationship (tidak gampang cocok dengan pasangan/teman, paranoid) dan lain hal, serta masih banyak lagi.
Ada apa dengan 7 tahun kebawah dan disekitar 7 tahun pertama kehidupan manusia? Baiklah saya jelaskan, pada masa ini kita membutuhkan, kebutuhan dasar Emosi yang harus terpenuhi ingat HARUS terpenuhi. Jika pada masa ini lewat dan tidak terpenuhi  maka, akan terjadi Mental Block pada diri anak tersebut. Inilah asal muasal dimana Mental Block terbentuk. Karena tidak terpenuhinya kebutuhan dasar Emosi yang dibutuhkan seorang manusia. Kebutuhan apa yang dibutuhkan pada anak seusia itu? Sehingga fatal akibatnya (pada masa dewasa anak tersebut) jika kebutuhan tersebut tidak terpenuhi

Ada 3 kebutuhan yang harus dipenuhi pada anak usia 0 – 7 tahun bahkan lebih, cara ini adalah kunci dalam pendidikan karakter, agar karakter anak kita bisa tumbuh dan berkembang maksimal. Disamping itu ketiga hal inilah asal muasal Mental Block yang sering kali terjadi atau terasa sangat menganggu pada saat anak tersebut dewasa. Yaitu :

1. Kebutuhan akan rasa aman
2. Kebutuhan untuk mengontrol
3. Kebutuhan untuk diterima
3 kebutuhan dasar emosi tersebut harus terpenuhi agar anak kita menjadi pribadi yang handal dan memiliki karakter yang kuat menghadapi hidup. Ini akan sangat panjang sekali jika dijelaskan, nah mengingat kita membahas ciri – ciri karakter anak bermasalah maka kita akan kembali ke topic tersebut.

Sebenarnya ada 6 ciri karakter anak yang bermasalah, cukup kita melihat dari perilakunya yang nampak maka, kita sudah dapat melakukan deteksi dini terhadap “musibah besar” dikehidupan yang akan datang (baca: semakin dewasa) dan secepatnnya dapat melakukan perbaikan.
Inilah ciri-ciri karakter tersebut :
1. Susah diatur dan diajak kerja sama
Hal yang paling Nampak adalah anak akan membangkang, akan semaunya sendiri, mulai mengatur tidak mau ini dan itu. pada fase ini anak sangat ingin memegang kontrol. Mulai ada “pemberontakan” dari dalam dirinya. Hal yang dapat kita lakukan adalah memahaminya dan kita sebaiknya menanggapinya dengan kondisi emosi yang tenang.
Ingat akan kebutuhan dasar manusia? Tiga hal diatas yang telah saya sebutkan, nah kebutuhan itu sedang dialami anak. Kita hanya bisa mengarahkan dan mengawasi dengan seksama.
2. Kurang terbuka pada pada Orang Tua
Saat orang tua bertanya “Gimana sekolahnya?” anak menjawab “biasa saja”, menjawab dengan malas, namun anehnya pada temannya dia begitu terbuka. Aneh bukan? Ini adalah ciri ke 2, nah pada saat ini dapat dikatakan figure orangtua tergantikan dengan pihak lain (teman ataupun ketua gang, pacar, dll). Saat ini terjadi kita sebagai orangtua hendaknya mawas diri dan mulai menganti pendekatan kita.
3. Menanggapi negatif
Saat anak mulai sering berkomentar “Biarin aja dia memang jelek kok”, tanda harga diri anak yang terluka. Harga diri yang rendah, salah satu cara untuk naik ke tempat yang lebih tinggi adalah mencari pijakan, sama saat harga diri kita rendah maka cara paling mudah untuk menaikkan harga diri kita adalah dengan mencela orang lain. Dan anak pun sudah terlatih melakukan itu, berhati-hatilah terhadap hal ini. Harga diri adalah kunci sukses di masa depan anak.
4. Menarik diri
Saat anak terbiasa dan sering Menyendiri, asyik dengan duniannya sendiri, dia tidak ingin orang lain tahu tentang dirinya (menarik diri). Pada kondisi ini kita sebagai orangtua sebaiknya segera melakukan upaya pendekatan yang berbeda. Setiap manusia ingin dimengerti, bagaimana cara mengerti kondisi seorang anak? Kembali ke 3 hal yang telah saya jelaskan. Pada kondisi ini biasanya anak merasa ingin diterima apa adanya, dimengerti – semengertinya dan sedalam-dalamnya.
5. Menolak kenyataan
Pernah mendengar quote seperti “Aku ini bukan orang pintar, aku ini bodoh”, “Aku ngga bisa, aku ini tolol”. Ini hampir sama dengan nomor 4, yaitu kasus harga diri. Dan biasanya kasus ini (menolak kenyataan) berasal dari proses disiplin yang salah. Contoh: “masak gitu aja nga bisa sih, kan mama da kasih contoh berulang-ulang”.
6. Menjadi pelawak
Suatu kejadian disekolah ketika teman-temannya tertawa karena ulahnya dan anak tersebut merasa senang. Jika ini sesekali mungkin tidak masalah, tetapi jika berulang-ulang dia tidak mau kembali ke tempat duduk dan mencari-cari kesempatan untuk mencari pengakuan dan penerimaan dari teman-temannya maka kita sebagai orang tua harap waspada. Karena anak tersebut tidak mendapatkan rasa diterima dirumah, kemanakah orangtua?

Guru TK dan PAUD Harus Kreatif, Kenapa ?





Bulan Juni adalah bulan-bulan terakhir untuk tahun ajaran. Di bulan-bulan antara Mei sampai Juli, biasanya banyak sekali lowongan buat TK dan PAUD, khususnya lowongan buat guru atau pendidik PAUD. Hmm… Sebagai kepala sekolah atau pengelola PAUD, tentu anda punya tips-tips tersendiri dalam memilih calon guru bagi anak-anak didiknya. Apa saja ya? Selain persyaratan secara akademis dan pengalaman, ada salah satu syarat yang tidak tertulis, namun harus dimiliki oleh setiap pendidik atau guru TK dan PAUD. Seorang guru TK dan PAUD harus kreatif. Kenapa?


1. Tidak membosankan

Guru yang kreatif biasanya tidak membosankan. Tidak membosankan bagi anak didik, dan tentu saja bagi sesame rekan kerja. Karena guru yang kreatif biasanya kaya akan ide. Dia tidak hanya mengajar berdasarkan kurikulum atau materi yang sudah ditetapkan oleh sekolah, namun bisa pula mengembangkannya. Sehingga proses transfer ilmu tidak melulu dengan cara yang sama, namun bisa bervariasi. Hal ini biasanya membuat anak didik menjadi tidak bosan dan tidak terbebani dengan materi pelajaran yang mereka terima, selalin itu bisa menjadi inspirasi bagi guru lain untuk berpikir kreatif juga.

2. Membentuk cirri khas sekolah

Penemuan metode-metode pengajaran yang biasanya banyak dihasilkan oleh guru kreatif, akan membantu sekolah dalam menemukan ciri khasnya. Misalnya, ada seorang guru yang ahli dalam bidang menari, dan bisa menemukan sebuah metode menari sambil belajar membaca. Hal ini bisa menjadi salah satu kelebihan sekolah, dan bila terus dikembangkan dan dipertahankan bisa menjadi sebuah ciri khas sekolah. Ciri khas sekolah bisa menjadi kebanggaan dan kelebihan tersendiri, karena dengan adanya ciri khas yang ada di sebuah sekolah, maka sekolah tersebut menjadi mudah dikenal.

3. Menghemat Biaya / Pengeluaran Sekolah

Karena idenya dalam menemukan sesuatu, seorang guru yang kreatif ternyata juga bisa menghemat pengeluaran sekolah lho… . Kenapa? Karena dengan kreatifitas yang dia miliki, guru yang kreatif biasanya tahu cara memanfaatkan sesuatu yang “kurang bermanfaat.” Misalnya, tahu bagaimana cara mendaur ulang kertas untuk menjadi sebuah kerajinan tangan yang menarik.

4. Banyak Relasi

Guru yang kreatif biasanya tidak pernah menyerah dalam belajar sesuatu. Meskipun dia ahli dalam bidang kerajinan tangan, biasanya dia juga memiliki keinginan untuk belajar sesuatu yang baru. Hal ini memungkinkan guru kreatif untuk bergaul dengan banyak orang. Untuk apa? Tentu saja untuk bisa “berguru” dengan banyak orang, dan memperoleh ilmu, pengetahuan, dan pengalaman yang baru.

5. Tidak “melulu” Berorientasi Pada Uang Dalam Berkarya

Bagi seorang guru yang kreatif, uang bukanlah tujuan utamanya. Yang menjadi tujuan utamanya dalam mengajar adalah mendapatkan banyak ilmu dan pengalaman. Dari segala tugas yang dia terima dan dia laksanakan dia akan lebih berorientasi pada uang yang akan dia dapat, melainkan pengalaman yang dia dapatkan. Dia tidak akan bertanya,”Dengan melakukan ini, aku dapet uang berapa?” Namun dia akan berkata,”Aku sangat bersyukur karena bisa mendapatkan pengetahuan yang baru dengan melakukan tugas ini.”

Bagaimana dengan anda? Sudahkah anda menjadi guru yang kreatif? Bila anda adalah sebuah pengelola TK dan PAUD, sudahkah anda memiliki pendidik yang kreatif?

10 Tips meningkatkan kreatifitas Anak

Cara meningkatkan kreatifitas  Anak


doctordisruption.com
Sering kita menemukan seorang  anak  yang terlihat malas  di kelas atau memiliki nilai sekolah yang tidak terlalu  baik. Namun ada kalanya mereka bisa  mendapatkan nilai yang   melebihi teman-teman mereka satu  kelas, atau  memiliki sesuatu  kemampuan yang  tidak kita duga  dan tidak bisa  dilakukan oleh  anak-anak yang lain. Jadi bila anda menemukan seorang  anak  atau bahkan mungkin buah hati kita sendiri terlihat   “kurang pandai” jangan berkecil hati. Mungkin saja dia adalah  anak  yang  kreatif dan cerdas,  namun belum  terlatih  / terasah  dengan baik. Saya  percaya,  semua anak memiliki bakat  untuk menjadi  anak yang cerdas  dan kreatif.  Lalu bagaimana untuk bisa  melatih anak  agar bisa  menjadi  anak  yang cerdas dan kreatif? Mari kita ikuti  tips-tips di bawah ini:
Ada 10 cara mengasah kreativitas anak, yaitu:


1.  Berkreasi setiap  hari
Untuk  menunjukkan kepedulian kita pada  sang  buah hati  dalam  berkreasi,  marilah kita ajarkan buah hati  kita  untuk membuat  sesuatu yang kreatif. Misalnya dengan  menggambar,  melipat  kertas,  bermain game ( porsi yang semestinya), bermain permainan-permaian edukatif,  bernyanyi,  bercerita, dan masih banyak lagi. Usahakanlah untuk bisa menemukan sesuatu  yang  baru  dan berbeda dari  apa yang pernah  dilakukan oleh  sang   buah  hati, sehingga  anak tidak merasa bosan dan terpacu  untuk lebih  berpikiran kreatif.

2.Menggunakan ke dua sisi tubuh
Hal ini   memang tidak lazim dilakukan.  Namun  bila buah hati  kita kita  latih  sejak  dini untuk melakukan hal ini,  maka hal ini akan sangat bermanfaat  di kemuadian  hari. Bagaimana caranya? Yaitu dengan melatih  anak melakukan sesuatu  menggunakan  kedua sisi  tubuh. Hal paling  sederhana yang bisa dilakukan adalah  dengan menggambar atau mewarnai menggunakan tangan yang  biasa  digunakan dalam  aktivitas sehari-hari.  Misalnya,  buah  hati  kita  biasa  menggunakan  tangan kanan  saat  melakukan aktivitas sehari-hari (menulis, sikat  gigi, makan,  dll). Maka kita ajari  mereka  menggunakan  tangan kiri saat  menggambar. Akan lebih baik  lagi bila dalam  aktivitas  sehari-hari  pun mereka juga terlatih untuk menggunakan tangan yang  bergantian.  Hal ini akan sangat bermanfaat untuk menyeimbangkan otak kanan dan kiri.

3. Memiliki tokoh  yang bisa diteladani dan diidolakan
    Dengan memperkenalkan banyak  tokoh dunia  yang telah sukses, anak-anak  menjadi tahu  berbagai macam  kepribadian dan prestasi dari  orang  lain.  Hal ini sangat  penting. Kenapa? Karena anak-anak  suka sekali meniru orang lain. Tokoh-tokoh ini bisa seorang  pahlawan, penemu, rohaniwan, dan tokoh-tokoh lain yang  bisa menjadi teladan  buat sang  buah  hati.  Jangan sampai  buah hati kita hanya mengidolakan tokoh-tokoh kartun atau  film (seperti Tom and Jerry, Superman, Batman, dll). Hal ini memang tidak dilarang, namun  akan lebih  baik  bila tokoh-tokoh  tersebut adalah  seseorang yang nyata sehingga  bisa menumbuhkan motovasi  anak untuk meniru  hal-hal yang baik di dalam diri tokoh tersbut, lalu  diteladani dalam kehidupan  yang nyata.

4.      Meningkatkan  perbedaharaan  kata  pada  anak
    Semakin  tinggi   perbedaharaan kata  anak,  maka seorang  anak akan menjadi  lebih mudah  dalam memahami  seseuatu.  Misalnya    pada saat   membaca. Bila buah  hati kita banyak  mengetahui makna  kata  yang  dia baca di dalam  sebuah  artikel,  maka  mereka akan lebih  mudah  memahami  isi artikel yang ia baca. Dengan  mengerti  isi artikel  yang ia  baca, maka pengetahuan si kecil pun  menjadi  lebih luas.

5.      Melatih  kemapuan mendengar  anak
Secara pribadi, sebagai  guru bahasa  Inggris, saya  sering  menggunakan media audio  sebagai media pembelajaran anak. Misalnya, dengan menggunakan Tape dan Laoudspeaker. Alat-alat tersebut saya gunakan saat melatih kemampuan mendengar anak-anak dalam  belajar bahasa  Inggris. Untuk melatih  penglihatan, mungkin akan lebih mudah karena pada saat  melihat  TV pun anak-anak sudah belajar mengerti sesuatu dengan indera penglihatan. Agar indera pendengaran  bisa  terlatih dengan baik,  alangkah  lebih baik bila kita sering-sering  mengajak anak untuk mendengarkan lagu atau cerita lalu  menanyakan hal-hal yang berhubungan dengan lagu atau  cerita tersebut (misalnya dengan cara tebak-tebakan).

6.  Menggunakan warna-warni  saat  bermain dan belajar
Mengapa mainan anak-anak  berwarna-warni? Mungkin sebagian dari kita warna-warni hanya digunakan untuk  menarik minat  anak-anak untuk membeli  mainan yang ditawarkan. Namun sebenarnya  ada fungsi  lain yang lebih  bermanfaat. Warna-warni  yang  biasa dipakai  dalam mainan anak ternyata  juga  bisa mengaktifkan otak kanan.  Jadi pada saat  buah  hati  kita  belajar menulis,  menggambar, dan mewarnai, usahakan menggunakan pensil atau peralatan lain yang berwarna-warni.

7.      Melatih   ketelitian anak
Saat  anak  melihat sebuah  gambar jerapah,  akan lebih mudah bagi  anak  untuk mengatakan bahwa  itu  adalah seekor jerapah, daripada melihat kaki  jerapah  yang  panjang  dan meminta  anak menyebutkan alasan kenapa kaki jerapah  begitu  panjang. Mengapa hal ini sangat penting?  Karena dengan  membiasakan anak  untuk belajar  sesuatu secara  lebih  mendetail atau  kompleks, maka  anak-anak  akan menjadi  lebih  termotivasi  untuk “mengenal  secara lebih” tentang sesuatu yang sudah  mereka ketahui. Sehingga  kelak setelah  mereka dewasa, mereka tidak hanya tertarik untuk menggunakan sesuatu yang telah  ada,  namun menemukan hal-hal  baru  lain tentang sesuatu  yang  pernah  ia pakai dan menciptakan sesuatu  yang baru  lewat  sesuatu  yang telah  ada (semoga bahasanya bisa dipahami).

8. Memberikan liburan yang kreatif
Liburan yang kreatif tidak harus mahal, namun yang terpenting adalah sesuai dengan minat anak. Hal ini bahkan bisa dilakukan di rumah. Misalnya dengan berkebun, mendekorasi rumah, membuat kreasi pernik-pernik, dan masih banyak lagi. Bila perlu kita juga mengajak anak berlibur di luar rumah, misalnya ke tempat wisata yang memiliki permainan outbound. Anak-anak aktif biasanya akan menyukai hal ini, karena segala “emosi dan jiwa” mereka bisa tersalurkan dengan baik. Selain itu, dari pembinaan kakak outbound, anak akan mendapatkan banyak pelajaran tentang arti kerjasama, toleransi, sosialisasi, dan lain-lain. Anak aktif juga harus memiliki moral dan etika yang baik kan? Selain itu diperlukan juga….

9.      Jangan terlalu  serius dalam mendidik
Suasana keluarga yang terlalu  serius dan kaku, biasanya  juga kurang  mendukung  kreatifitas anak untuk bisa  berkembang. Gurauan  dan humor-humor kecil  sangatlah  penting  di dalam sebuah  keluarga. Kita bisa  mengajak buah hati  kita bercanda pada saat-saat santai,  membacakan cerita  humor,  menceritakan pengalaman  sehari-hari yang  lucu, dan masih  banyak lagi  cara lain yang bisa membuat  anak  merasa rileks saat  bertemu dengan orang  tuanya. Hal  ini juga  akan membuat  anak merasakan suka cita saat berada di  dalam  rumah, sehingga anak-anak kita pun bisa lebih ekspresif  terutama yang  berhubungan dengan kreatifitas yang  dia minati dan bakat yang dimiliki.

10.      Melatih  kemampuan otak  kanan
    Dengan mengajak anak-anak  bernyanyi,  berpuisi, menggambar,  dan  berbagai   macam  kegiatan kreatif lainnya, kemapuan otak  kanan akan bekerja  dengan lebih  optimal.  Di sekolah,  biasanya anak-anak akan lebih cenderung menggunakan otak  kiri,  dan  bila kemampuan otak kanan dan kiri bisa bekerja dengan baik dan seimbang,  maka anak-anak  tidak hanya akan berpeluang mendapatkan prestasi  di bidang  akademisa saja,  melainkan bisa meraih prestasi-prestasi  di bidang yang  lain, misalnya kesenian.

Siapakah Guru Pendidikan Karakter ?


Siapakah Guru Pendidikan Karakter?

“Anda tidak bisa mengajarkan apa yang Anda mau, Anda tidak bisa mengajarkan apa yang Anda tahu. Anda hanya bisa mengajarkan siapa Anda” – Soekarno

Sebelum saya lebih jauh mengkaji tentang topic yang akan dibahas kali ini, maka saya akan berbagi tentang belajar. Ya, proses belajar bagaimana otak menyerap informasi. Inilah yang seringkali diabaikan, kita sebagai orangtua atau guru maunya seringkali “memaksa” anak mengerti tentang sesuatu hal dan “jalankan” seperti computer, kasi perintah dan tekan “ENTER”. Nah, kalo di manusia bukan ENTER tapi “ENTAR” upsss…
Dari penelitian diberbagai belahan dunia yang terus berkembang, hasil riset tentang tehnik penyerapan informasi ke otak dibagi menjadi 5 tahap :
  • Membaca dengan prosentase penyerapan informasi 10%
  • Mendengar dengan prosentase penyerapan informasi 20%
  • Mendengar dan Melihat dengan prosentase penyerapan informasi 50%
  • Mengatakan dengan prosentase penyerapan informasi 70%
  • Mengatakan dan melakukan dengan prosentase penyerapan informasi 90%

  • Dari informasi diatas mudah bagi kita untuk mengetahui cara yang paling efektif untuk mendidik karakter anak bukan? Kalo mau hasil maksimal, dengan penyerapan diatas 50 % maka metode mendidiknya harus disesuaikan dengan cara otak menyerap informasi.
    Tentunya cara itu adalah kombinasi antara Melihat, Mendengar, Mengatakan dan Melakukan. Saya akan membagi 2 tahap penjelasan, yaitu:

    1. Melihat dan Mendengar

    Adalah proses belajar yang ada contoh dan ada pengajarnya. Jika disekolah tentunya guru yang akan bersuara, jika dirumah maka orangtua. Sebagai guru tentunya harus memberikan contoh dan model karakter yang dikehendaki anak didiknya bagaimana serta mengajarkan “how to achieve”. Jadi pada dasarnya semua guru disekolah bisa menjadi guru pendidikan karakter, jika berkomitmen untuk menjadi contoh dan mau menjelaskan bagaimana agar siswa dapat memiliki karakter seperti gurunya. Sama halnya orangtua yang ada dirumah, siswa hanya 30% berada disekolah, 10-15 % lingkungan sosialnya dan  sisanya dirumah. Maka porsi terbesar adalah orangtua yang menjadi guru pendidikan karakter bagi anaknya.
    Seorang anak dari bayi, dia tidak mengenal bahasa. Saat dia kecil dia belajar dengan melihat contoh, dia belajar jalan, membuka pintu, menyalakan tv, semuanya melihat. Dan proses belajar seperti ini masih berlanjut pada kehidupan kita orang dewasa. Jadi jangan anggap sepele dalam sikap dan perilaku kita untuk memberikan contoh yang baik untum pendidikan karakter anak.

    2. Mengatakan dan Melakukan

    Ini terkait dengan peraturan dan system yang berlaku lingkungan belajar pendidikan karakter (sekolah dan rumah). Bagaimana peraturan disekolah dan dirumah selaras dengan tujuan pendidikan karakter. Baiklah saya akan memberi contoh, di Indonesia, di Surabaya khususnya saya masih bisa memberhentikan angkutan umum (metromini) sembarangan. Dimana saya ada di jalan raya, saya lihat ada angkutan umum saya tinggal angkat tangan saja maka amgkutan umum itu akan berhenti. Hal ini bisa berlaku di Surabaya, tapi tidak di Singapura. Jika saya pindah ke Singapura maka saya tidak bisa seenaknya saja memberhentikan angkutan umum, ada tempat khusus dimana angkutan umum tersebut mau berhenti. Maka perilaku saya akan berubah mengikuti aturan yang berlaku, saya akan ke halte jika mau naik kendaraan umum.
    Jadi dalam pendidikan karakter juga diperlukan seting macam ini juga, seting lingkungan untuk mendukung perilaku Melakukan yang akhirnya akan terbiasa. Seperti ada pepatah bisa karena biasa, sama seperti halnya aturan baru dalam berlalu lintas. Belakangan ini banyak aturan baru sehingga jalan yang biasanya bisa 2 arah hanya satu arah untuk keefektifan pengguna jalan dan menghindari kemacetan, jika kita langgar maka tilang. Pertama terasa berat, setelah 1 bulan sudah biasa, tidak ada beban lagi. Manusia adalah mahluk yang mudah beradaptasi, terasa berat jika itu dijalankan terus menerus, maka lama-lama terbiasa. Dalam melakukan pola ini jangan lupa memberikan konsekuensi jika melanggar, tentunya konsekuensi yang mendidik dan tidak merusak harga diri anak. Contoh: jika melanggar maka mainan kesukaan anak akan disita 2 hari.

    Dengan pendidikan karakter yang diterapkan secara sistematis dan berkelanjutan, seorang anak akan menjadi cerdas emosinya. Kecerdasan emosi ini adalah bekal penting dalam mempersiapkan anak menyongsong masa depan, karena seseorang akan lebih mudah dan berhasil menghadapi segala macam tantangan kehidupan, termasuk tantangan untuk berhasil secara akademis.
    Namun bagi sebagian keluarga, barangkali proses pendidikan karakter yang sistematis di atas sangat sulit, terutama bagi sebagian orang tua yang terjebak pada rutinitas yang padat. Karena itu, seyogyanya pendidikan karakter juga perlu diberikan saat anak-anak masuk dalam lingkungan sekolah, terutama sejak play group dan taman kanak-kanak. Di sinilah peran guru, yang dalam filosofi Jawa disebut digugu lan ditiru, dipertaruhkan. Karena guru adalah ujung tombak di kelas, yang berhadapan langsung dengan peserta didik.

    Belajar Pendidikan Karakter Dari Sepak Bola


    Belajar Pendidikan Karakter Dari Sepak Bola

    Pendidikan karakter itu bukanlah sesuatu yang muluk-muluk atau sulit. Pendidikan karakter sebenarnya sudah ada dimana-mana. Sudah ada dikeluarga, dilingkungan sosial, sekolah, tempat hiburan dan lainnya. Tapi kali ini kita akan belajar sesuatu inti yang penting tentang pendidikan karakter dari sepak bola.
    Ya, kenapa sepak bola karena kondisi atau contoh ini akan sangat mudah di analogikan (disamakan) dengan kondisi dan bagaimana mendidik karakter di dalam sekolah dan rumah. Pada dasarnya pendidikan karakter adalah memberikan aturan main dalam kehidupan dan lingkungan sosial disertai dengan konsekuensi yang berlaku didalamnya. Lalu hubungan dengan sepak bola? Mudah, dalam sepak bola sudah berlaku aturan yang sangat baku dan jelas. Ada aturan main dan konsekuensi. Jika melanggar ada kartu kuning (peringatan), kartu merah (keluar dari permainan), free kick, penalty, corner kick, bahkan denda uang bagi pemain dan team. Bahkan yang lebih “sadis” lagi jika team tersebut harus turun kasta ke liga yang lebih rendah lagi.
    Sebagai pecinta sepak bola, saya sangat senang dan berulang kali menggunakan contoh ini kepada guru dan orang tua yang ingin tahu tentang bagaimana mendidik karakter anak dengan menggunakan contoh ini. Seorang anak perlu mengembangkan pemahaman yang benar tentang bagaimana dunia ini bekerja, mempelajari “aturan main” segala aspek yang ada di dunia ini dan “hidup” didunia ini. Nah, masalahnya anak pada saat lahir dia tidak memiliki “konsep sosial” didalam kepalanya, oleh karena itu anak perlu tahu bagaimana aturan – aturan yang ada didalam dunia ini. Inilah Pendidikan Karakter, mudah kan?
    Supaya tidak kena kartu kuning, jangan melanggar. Jika melanggar lagi ya kartu merah. Sehingga banyak dari pemain sepak bola jika kesal terhadap team lawan selalu berusaha menjaga sikap dengan berusaha menghormati wasit dan tetap mengeluarkan uneg-uneg nya. Ya inilah dunia manusia, terkadang ada yang sesuai dan tidak tetapi diperlukan aturan untuk membuat semuanya teratur.
    Dalam permainan sepak bola pemain inti dalam sebuah pertandingan adalah wasit. Banyangkan jika bermain tidak ada wasit maka kemungkinan besar bukan pertandingan sepak bola lagi yang kita lihat. Tetapi UFC (Ultimate Fighting Championship) di lapangan sepak bola, alias tarung bebas dilapangan sepak bola. Sama dalam dunia pendidikan di sekolah perlau ada figure yang berperan seperti wasit dalam pertandingan sepak bola yang menjadi “penjaga” aturan di sekolah. Dan seringkali hal inilah yang menjadi kelemahan, wasit di sekolahnya tidak berfungsi dengan baik. Sama halnya dirumah, orang tua kurang dapat menjadi wasit dengan baik. Sehingga pendidikan karakter kurang dapat berjalan dengan maksimal.
    Perlu kita ketahui semua, pendidikan karakter bukan semata-mata memberikan pengetahuan semata tetapi menetapkan aturan dan konsekuensi dilingkungan sekolah dan dirumah. Dalam peraturan sekolah misal: anak tidak bawa buku pelajaran maka konsekuensinya mendapatkan tugas tambahan. Ini harus jelas dan konsisten, serta dikomunikasikan kepada semua pihak termasuk orang tua.
    Jika kita melanggar aturan lalu lintas maka jelas kita kena tilang, dan kita bisa pilih mau slip merah atau biru. Merah bayar di tempat, jika biru kita bayar di tempat yang ditunjuk untuk mengurusi tilang (Bank BRI). Dan ini konsisten dan semua masyarakat Indonesia yang menggunakan kendaran bermotor sudah tahu. Inilah dasar dari pendidikan karakter. Ada aturan yang jelas dan konsekuensi.
    Berikutnya, memang sebaiknya seorang yang bertanggung jawab dibidang pendidikan karakter adalah seorang yang memiliki minat, dalam dunia “kemanusian” tidak mesti psikolog. Kenapa sebab ini berkaitan dengan menata aturan dan konsekuensi bagi anak didik. Tentunya aturan ini harus ditata berdasarkan jenjang dan usia dan skala pelanggaran. Misal: hukuman anak yang mencuri atau merusak dengan sengaja property sekolah tentunya akan berbeda dengan anak yang lupa membawa alat tulis, atau tidak membawa catatan.
    Nah, yang terpenting bagi kita semua bahwa pendidikan karakter bukanlah sesuatu yang rumit. Ini sangat mudah dan ada banyak sekali contohnya disekitar kita, tinggal kita mau apa tidak. Perlu upaya untuk menerapkan ini, kita perlu mengetahui dan belajar tentang seluk beluk manusia dan bagaimana mengatasinya. Sebab manusia saat dilahirkan tidak disertai manual book-nya, lain seperti Black Berry yang kita beli dan sudah disertakan manual book-nya dan ada petunjuk bagaimana menggunakannya.

    Makanan Penambah Mood

    Makanan Penambah Mood
     

    Bete seharian ternyata bisa diatasi dengan mengkonsumsi makanan tertentu, lho. Beberapa makanan diyakini bisa mengurangi perasaan negatif, seperti sedih, cemas, dan marah. Coba, deh, melahap jenis makanan berikut, saat mood kita sedang drop.

    Telur
    Telur ayam dipercaya bisa meningkatkan mood karena kaya akan nutrisi. Dalam sebutir telur, kita mendapatkan omega-3 asam lemak, seng, vitamin B, dan iodide. Nah, zat-zat ini bagus sekali untuk kesehatan otak. Makanan yang satu ini bisa membuat kita merasa nyaman. Selain itu, telur juga mengenyangkan perut  dan menambah energi.

    Tomat
    Buah yang satu ini bisa mengurangi stres dan mencegah terjadinya depresi. Likopen yang terkandung di dalamnya berfungsi melindungi lemak otak vital. Nutrisi tomat juga bisa mencegah terjadinya penumpukan protein kotor di otak. Kalau otak kita nggak sehat, pastinya pikiran positif nggak akan bisa muncul.

    Asparagus
    Beberapa penelitian menyebutkan 50 persen penyebab depresi dikarenakan kekurangan folat dalam tubuh. Untungnya asparagus kaya akan zat tersebut. Folat ini diyakini bisa memicu persaan bahagia dan nyaman. Tumbuhan ini juga bisa melindungi jaringan-jaringan otak.

    Cokelat
    Mitos menyebutkan makan cokelat ampuh untuk menghilangkan rasa sedih. Ternyata itu fakta, lho. Cokelat bisa meningkatkan energi dalam tubuh kita. Ketika energi tersebut terkumpul, tubuh akan terasa segar dan bersemangat.

    Hello Kitty 59