BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang Sekolah
Profil Sekolah
Nama Sekolah : SMK Tritech Informatika Medan
Alamat Sekolah : Jl. Bhayangkara No. 522 CDE, Medan
Provinsi : Sumatera Utara
Status Sekolah : Swasta
Visi dan Misi Sekolah
Visi Sekolah:
- Menjadikan SMK berbasis teknologi Informatika yang Unggul, Mandiri, Religius dan Berstandar Internasional
- Siswa/i mampu menguasai komputer software dan hardware serta jaringan IT
- Melahirkan generasi yang handal dalam bidang IPTEK, IMTAQ dan berjiwa kebangsaan
B. Data Observer
Semua observer melakukan observasi pada kelas pagi, di kelas X TEX 2.
Nama : Mentari Purba
NIM : 111301028
Nama : Cynthia Halim
NIM : 111301044
Nama : Priscilla Simanjuntak
NIM : 111301096
Nama : Agnes Crista
NIM : 111301124
Nama : Eva Brahmana
NIM : 111301126
C. Kondisi Fisik Kelas
Kelas dicat
dengan dua warna, yaitu warna hijau dan warna kuning. Setiap siswa/i
masing-masing memiliki meja dan kursi sendiri. Daftar perangkat kelas
digantung di dinding. Kelas memiliki CCTV di bagian atas sudut pintu.
Fasilitas penunjang lain yang dimiliki kelas adalah sebagai berikut:
- AC (air conditioner) : 1 buah- Kipas angin : 1 buah
- Whiteboard : 1 buah
- Lampu neon : 4 buah
- Televisi : 1 buah
- Pengharum ruangan : 1 buah
- Sapu : 1 buah
- Serokan sampah : 1 buah
D. Hasil Observasi
Observasi
dilakukan pada hari Senin tanggal 18 November 2013 pada pukul 08.00 WIB
sampai pukul 09.00 WIB, kami melakukan observasi di SMK TRITECH,
tepatnya di kelas X TEX 2. Adapun hasil observasi kami:
a. Suasana Kelas
Pada saat
kami memasuki kelas dan memperkenalkan diri, siswa yang berada di kelas
mulai berbincang-bincang dan menanyakan berbagai pertanyaan kepada
kami. Guru yang berada di kelas menenangkan mereka, setelah itu kami
dipersilahkan duduk di bangku kelas paling belakang, kemudian guru
tersebut kembali menerangkan materi pelajaran sebelumnya. Di dalam kelas
tersebut, ada beberapa siswa saling berbincang dengan teman
sebangkunya, dan ada juga yang memainkan program di laptop saat gurunya
menjelaskan materi pelajaran. Setelah guru tersebut selesai menjelaskan
materi, mereka diberikan tugas membuat suatu produk, dan tugasnya
dikerjakan secara berkelompok. Beberapa siswa langsung mengerjakan tugas
tersebut dengan temannya, tetapi ada juga yang tidak karena masih
menentukan teman sekelompoknya. Saat para siswa mengerjakan tugas, guru
sesekali berjalan mengitari kelas, dan menjelaskan kembali maksud tugas
kepada siswa yang bertanya. Pada saat mereka mengerjakan tugas tersebut,
ada beberapa siswa yang berjalan-jalan di dalam kelas dan menganggu
temannya yang mengerjakan tugas, guru membiarkan tindakan siswanya
tersebut dan tetap menjelaskan tugas pada salah satu siswanya. Kemudian
bel tanda pergantian jadwal mata pelajaran berbunyi, beberapa siswa di
dalam kelas mulai ribut dan berhenti mengerjakan tugas yang diberikan
gurunya, ada satu siswa yang mulai mengedit foto di laptop, dan ada juga
yang mengerjakan tugas yang lain.
b. Media pembelajaran yang digunakan siswa
Saat proses belajar, siswa menggunakan laptop, dan ada yang mencatat
materi yang diajarkan di buku tulis. Siswa juga mengerjakan tugas yang
diberikan guru dengan menggunakan laptop, meskipun ada fasilitas wi-fi, siswa tidak menggunakannya.
c. Media pembelajaran yang digunakan guru
Guru mengajar di kelas menggunakan laptop dan menjelaskan materi dalam
bentuk slide power point yang ditampilkan pada televisi yang berada di
depan kelas, tepatnya di atas whiteboard. Guru juga mengajar menggunakan buku panduan, kemudian menggunakan spidol untuk menuliskan contoh tugas di whiteboard.
BAB II
Teori dan Pembahasan
A. Teori Pemrosesan Informasi
Teori pemrosesan informasi membahas langkah-langkah dasar individu yang
diambil individu untuk memperoleh, menyandikan, dan mengingat informasi.
Komponen esensial dari belajar adalah pengorganisasian informasi yang
dipelajari, pengetahuan sebelumnya yang sudah dikuasai pemelajar, dan
proses yang melibatikan pemahaman, pengertian, serta menyimpan dan
mengambil kembali informasi. Dua asumsi pokok yang mendukung riset
pemrosesan informasi adalah:
(1) Sistem memori adalah pengolah informasi yang aktif dan terorganisasi
(2) Pengetahuan sebelumnya berperan penting dalam belajar
Metode pembelajaran yang digunakan di kelas X TEX 2 mengacu pada
teori pemrosesan informasi dalam perspektif kognitif dan metakognisi dan
pemecahan masalah. Pada teori pemrosesan informasi membahas
langkah-langkah dasar individu yang diambil individu untuk memperoleh,
menyandikan, dan mengingat informasi. Awalnya guru memberikan materi
kewirausahaan yang ditampilkan dalam bentuk slide power point pada
layar, kemudian para siswa mendapatkan informasi melalui indra dan
kemudian mengkodekannya sesuai dengan interpretasi makna masing-masing
agar dapat mengerjakan tugas.
B. Teori Peran Perhatian
Pemrosesan informasi yang datang membutuhkan perhatian selektif terhadap
kejadian, objek, simbol, dan stimuli tertentu lainnya agar informasi
itu dapat dipelajari. Ketika perincian gamblang teks mengganggu
perhatian pemelajar, generalisasi penting dalam materi mungkin luput
dari perhatian. Perhatian pemelajar bisa dideskripsikan sebagai “manajer
garis depan” yang penting dalam menentukan informasi yang akan
diberikan untuk pemrosesan lebih lanjut.
Ketika materi pelajaran diberikan oleh guru, ada yang
memperhatikan dengan baik, dan ada yang berbincang-bincang dengan
temannya, dan ketika guru memberikan tugas dan menyuruh para siswa untuk
membentuk kelompok, ada yang langsung membentuk kelompok, dan ada siswa
yang masih duduk di tempat dan tidak membentuk kelompok. Ketika materi
diberikan oleh guru, maka perhatian dan konsentrasi dari siswa akan
menentukan bagaimana dia mempersepsikan tugas tersebut dan menentukan
tindakan yang akan siswa lakukan selanjutnya. Pada siswa di kelas X TEX
2, siswa yang memperhatikan guru saat mengajarkan materi dengan baik,
maka perhatiannya akan terfokus pada tugas dan kemudian mengerjakannya
sesuai dengan instruksi tugas yang diberikan. Sedangkan bagi siswa yang
berbincang-bincang ketika proses belajar dan tidak memperhatikan guru
yang sedang mengajar, perhatiannya akan luput dari tugas sehingga saat
tugas diberikan, siswa tersebut santai dan tidak langsung mengerjakan
tugas dan instruksi yang diberikan.
C. Teori Metakognisi dan Pemecahan Masalah
Secara umum, metakognisi dapat dikatakan sebagai berpikir tentang
pemikiran. Beberapa perspektif menekankan pengetahuan individual tentang
kognisi dan penggunaan strategi. Komponen utama dari metakognisi
adalah:
(1) pengetahuan dan kesadaran tentang pemikiran diri sendiri,
(2) pengetahuan tentang kapan dan di mana mesti menggunakkan strategi yang
diperoleh
Pengetahuan tentang pemikiran seseorang mencakup informasi tentang
kapasitas dan keterbatasan dirinya sendiri dan kesadaran akan kesulitan
selama belajar sehingga dapat dilakukan perbaikan.
Model aktivitas meta kognitif dalam belajar terdiri dari 4 tahap, yaitu
pendefinisian tugas, penentuan tujuan dan perencanaan, melakukan taktik
dan strategi studi, dan mengadaptasi studi. Jika tugas studi sama,
tahapannya bisa dilompati.
Masing-masing tahap menghasilkan suatu produk yang dievaluasi pemelajar
(aktivitas kognitif) dan memutakhirkan kondisi tindakan untuk tahap
selanjutnya. Persepsi siswa terhadap tugas belajar, misalnya adalah
basis untuk penentuan dan tujuan di tahap kedua. Standar personal siswa
juga memengaruhi tindakan di setiap tahap. Waktu yang tersedia untuk
belajar juga memegaruhi keputusan siswa.
Pada saat guru memberikan tugas, siswa/i kelas X TEX 2 ada
yang tampak mengerjakannya dengan sungguh-sungguh, dan ada juga yang
mengerjakan tugas dengan seadanya, bahkan membuka program yang tidak
berhubungan dengan tugas. Hal ini terjadi karena pada saat para siswa
diberikan tugas, mereka akan melakukan tahap-tahap model aktivitas
metakognitif. Saat diberikan tugas, siswa akan mendefinisikan tugas,
yaitu memunculkan persepsi tugas tersebut. Pada awalnya guru memberikan
tugas untuk membuat produk minuman kemasan yang dapat menarik banyak
konsumen, setelah itu siswa mengetahui tujuan dari tugas yang diberikan
kemudian mereka mulai menyusun rencana bagaimana membuat suatu produk
kemasan yang dapat menarik perhatian konsumen. Pada tahap model
aktivitas kognitif yang pertama, para siswa akan mempersepsikan sifat
dari tugas tersebut. Kemudian pada tahap kedua siswa akan memilih cara
untuk menangani tugas tersebut, mereka akan memikirkan apa yang akan
harus dilakukan untuk menyelesaikan tugas yang diberikan guru. Bagi
siswa yang mempersepsikan tugas tersebut penting akan berencana
mengerjakan tugas tersebut dengan baik, salah satu caranya dengan
berdiskusi dengan guru tentang tugas, atau menanyakan bagian tugas yang
tidak dipahami. Sedangkan siswa yang mempersepsikan tugasnya sebagai
tugas biasa, akan berencana untuk mengerjakan tugas dengan seadanya,
sesuai instruksi yang sudah ada. Kemudian pada tahap tiga, para siswa
melakukan strategi yang mereka rencanakan pada tahap kedua. Dan dalam
tahap tiga, siswa mempersepsikan tugas dengan biasa-biasa saja, akan
beranggapan tidak ada lagi hal yang bisa dilakukan untuk memaksimalkan
tugas, akan mengabaikan tugas tersebut, dan melakukan hal yang dia
persepsikan lebih penting, pada salah satu siswa di kelas X TEX 2, ada
yang langsung membuka program untuk mengedit foto, padahal teman
sekelompoknya masih mengerjakan tugas. Dan pada tahap yang keempat,
mereka akan mengadaptasi hasil tugas mereka, apakah mereka sudah puas
dengan usaha dan hasil dari tugas yang mereka kerjakan, atau masih tidak
puas dan akan melakukan perubahan pada tugas-tugas lainnya nanti.
BAB III
Kesimpulan dan Saran
Berdasarkan hasil observasi dan analisa berdasarkan teori, kelompok dapat menyimpulkan dan memiliki saran sebagai berikut:
A. Kesimpulan
Sistem pembelajaran modern yang dilakukan oleh SMK Tritech telah
berhasil diterapkan dengan cukup baik oleh para guru dan siswa.
Penggunaan media pembelajaran seperti laptop dan televisi, memberikan
kemudahan dalam proses pembelajaran baik kepada siswa, dan kepada guru.
Fasilitas di dalam kelas cukup lengkap untuk mendukung proses
pembelajaran. Saat proses belajar, metode pengajaran berupa diskusi yang
dilakukan guru membuat para siswa di dalam kelas tidak merasa tegang,
sehingga siswa tidak takut memberikan pendapat.
B. Saran
Ruangan kelas sebaiknya diperluas agar bisa memaksimalkan proses belajar
sehingga kelas tidak terkesan penuh dan sempit. Kelas yang luas dapat
menambah kenyamanan siswa saat melakukan proses belajar. Sehingga siswa
dapat fokus dengan proses belajar dan tidak mudah terdistraksi dengan
hal-hal lain. Guru yang mengajar juga sebaiknya bisa lebih mengontrol
kondisi kelas agar siswa tetap fokus dengan pelajaran.
Daftar Pustaka
Lampiran
Foto
Tidak ada komentar :
Posting Komentar